Dialog Anak Manusia Dengan Jin Jedhing
Dialog Anak Manusia Dengan Jin Jedhing
sebuah dialog dengan jin tentang supranatural
Dialog Anak Manusia Dengan Jin Jedhing | Bertanya jawab secara tatap muka dengan Jin adalah sebuah kisah yang sangat digemari oleh pecinta supranatural karena dirasa mampu memberikan jawaban atas pertanyaan pertanyaan terdalam akan gaib, jin, hantu hantu dans egala cerita tentang masalah samar dalam ekhidupan meski begitu bertemu dengan Jin secara nyata tidaklah semudah membalik telapak tangan dan butuh keberanian serta kematangan mental yang kuat.
Suatu ketika sebut saja glembuk ia adalah seorang laki laki paruh baya penjaga toilet umum yang gemar mempelajari dunia spiritual dan supranatural, baik dengan buku maupun dengan penjual bukunya sekaligus jadi glembuk merasa bahwa ia punya guru yang tepat penuh pengetahuan.
Hingga suatu ketika ia membeli sebuah buku yang menerangkan tatacara memanggil jin priangan maupun jin prayangan hingga demit demit bekasaan serta danyang dan siluman, tertarik dengan ilmu yang bernama ilmu pangglembukan jiwo sajati tersebut akhirnya glembuk melakukan ritual seperti yang tertuang dalam buku sakti tersebut.
Puasa sehari semalam, tidak tidur selama 24 jam, hingga mencari ubo rampe untuk memanggil jin yang diharapkan dan tentunya tidak lupa dupa, kemenyan dan wangi wangian yang harganya lebih daripada gajinya sendiri untuk makan sebulan, akhirnya hari itu tiba membuat glembuk senang tak karuan.
Tepatnya pada hari senen malam selasa dimana hari hari capek setelah bekerja dan glembuk mengayuh sepeda dengan semangat keluar dari pabrik tempat ia bekerja untuk memulai dialog seorang anak manusia dengan jin jedhing, sesampai rumah akhirnya glembuk mandi dan gosok gigi dan menyiapkan semua uborampe dalam tas kresek hitam bersiap pergi menuju sebuah tempat wingit untuk praktek memanggil jin, demit, setan, hantu dan bangsa bangsa halus lainya. Tepat pukul 21.00wib glembuk mengayuh sepdanya dengan sepenuh kekuatan menuju sebuah gedung tua peninggalan jepang saat masa perang dahulu yang diyakini angker dan penuh masa lalu yang buruk.
Skip skip akhirnya persiapan dimulai, duduk bersila dan membakar kemenyan serta dupa bersamaan mulut glembuk mulai komat kamit dan mengeluarkan suara suara lirih melafalkan mantra mantra pemanggil:
“abang abang ireng ireng, pada ngumpulo ing ngarepku, njedhul kiwo, njedhul tengen, njedhul mburi, njedhul ngarep, ngisor bumi nduwur langit, teko, teko, teko saka kersaning siro”
Dengan tetap mebakar dupa dan asap kemenyan semerbak glembuk menyebar nyearkan bunga dan uborampe lainya dan sejurus kemudian tiba tiba ada suara menggelegar “JDHUARRR!!!” seolah olah ada petasan segede gaban meledak dibelakang glembuk dan tiba tiba muncul cahaya kemerahan terang benderang membuat glembuk merinding, kelu tak tau apa yang harus dilakukan. Dialog Anak Manusia Dengan Jin Jedhing
silahkan berkomentar atau bertanya jawab dengan sopan dan santun