babad tanah jawi wali songo

leluhur orang jawa
leluhur orang jawa

Gelombang perpindahan penduduk kedelapan terjadi pada 634 sesudah masehi yang disebabkan oleh meninggalnya Prabu jaiya Baiya (meninggal pada 125 masehi)yang meninggalkan banyak pengikut dan keturunan, termasuk salah satunya Kusuma Citra yang mengubah nama Astina menjadi Gujarat atau Kujrat.

Kusuma Citra menjadi raja berikutnya dan diramalkan jauh jauh sebelumnya bahwa kerajaan Gujarat akan musnah dan oleh karena itulah lalu memiliki niat untuk memidnahkan kerajaan ke pulau Jawa, dari situ ia mengirimkan gelombang kesekian perpindahan penduduk yang beragama Budha dibawah kepemimpinan putranya yang bernama Awab menuju timur laut pulau Jawa. Dari perpindahan tersebut maka lahirlah sebuah kerajaan besar yang dipimpin oleh Awab dan kerajaan tersebut bernama Mendang (lengkapnya Mendang Kamulan), dan mulai menjadi raja Awab mempunyai gelar sebagai Brawijaya Sewala Cala.
Peralihan penduduk kesembilan terjadi pada 644 sesudah masehi sewaktu Hangling Dharma yang merupakan keturunan raja Astina dengan penduduk 3000 keluarga dan memeluk agama Brahma mendarat disebelah selatan pulau JAwa, tempat pendaratanya diberi nama Ngamerto yang nantinya berdirilah kerajaan Pengging/Milawa Pati.

 

Lalu kedatangan pertama kali orang dari Cina ke pulau Jawa oleh peziarah Shi Fa Hian pada 400 tahun sesudah masehi, Shi Fa Hian dalam perjalanan menuju Cina diserang badai dan secara taks negaja mendarat/terdampar di pulau Jawa dan mendiami pulau Jawa sekitar 5 bulan sebelum mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan kepulanganya menuju Cina dan ini juga akan menambah kisah panjang tentang leluhur orang Jawa nantinya.

Dalam tulisanya beliau yang menggambarkan keindahan dan kekayaan pulau Jawa yang ia sebut “Ja Va” menyebabkan Kasisar Cina mengirimkan orang orangnya untuk membuka hubungan dagang dengan penduduk Jawa, barulah pada 1021 masehi diadakan perpindahan penduduk dari Cina menuju pulau Jawa dan terutama tujuanya untuk berdagang. Sebuah pelat kuningan ditemukan disebuah daerah Jawa menceritakan bahwa pada 860 masehi perdagangan di Jawa sudah sangatlah ramai, dikatakan bahwa kaum Kling, Kana, Afrika?, Papua dan bangsa lain turut serta dalam ramainya perdagangan tersebut.
Lalu pada 800 masehi barulah datang orang orang Arab untuk melakukan perdagangan di pulau Jawa dan secara perlahan juga menyebarkan agama Islam yang diterima oleh masyarakat pulau Jawa, mereka yang sebelumnya memeluk Animisme diajari dan diajak untuk mengakui dan mengetahui bahwa hanya ada satu Tuhan yaitu Allah serta bukanlah Rijal al-Ghaib sebagaimana yang mereka kenal sebelumnya.

Dan seiring waktu penyebaran agama Islam dilakukan oleh para Wali yang popular dengan nama Wali Sanga dan tokoh tokoh lainya, dan dimulai sedari bagian timur kemudian menyebar ke tengah dan kemudian Jawa Barat. Penduduk Jawa yang memeluk agama Islam tidak semuanya secara total melepaskan kepercayaan animisme dan agama mereka terdahulu, ada juga yang terang terangan menolak dan memilih membuat koloni sendiri dalam daerah daerah khusus dari pedalaman hingga pelosok pelosok pulau Jawa hingga sekarang masih dapat ditemui dan masih aktif.

Sejarah leluhur orang Jawa setelahnya akan dimulai lagi dengan berdirinya kerajaan kerajaan baru di Jawa dan dengan lahirnya mitos mitos, legenda legenda yang masih ada catatan maupun tutur tinular hingga jaman sekarang. Meskipun sejarah Jawa masih menuai banyak kontroversi karena minimnya catatan sejarah penuhnya penyampaian cerita melalui mitos mitos dan legenda yang seakan akan jauh dari akal sehat namun itu semua adalah bagian dari sejarah yang patut dimengerti bahwa merekalah leluhur orang orang Jawa.

Artikel yang akan muncul sewaktu waktu (karena kesibukan) selanjutnya akan menulis tetang bagian bagian pulau jawa (timur-tengah-barat dan sekitarnya) serta kerajaan kerajaannya.

 

Leluhur dan ilmu leluhur gaib

sumber dunia mistik orang jawa 2006- De Javanesche Geestenwereld 1920